
KISARAN- Universitas Asahan (UNA) kembali menegaskan komitmennya dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi era ekonomi digital. Melalui kerja sama strategis dengan Bank Indonesia Perwakilan Pematang Siantar, UNA sukses menggelar kuliah umum bertajuk “Inovasi dan Kebijakan Sistem Pembayaran untuk Mendukung Ekonomi Digital Indonesia” di Gedung Zulfirman Siregar, Kamis (17/10). Kegiatan ini diikuti antusias oleh 130 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum.
Acara ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara UNA dan Bank Indonesia pada 6 Oktober 2025 lalu ini menghadirkan tiga narasumber ahli dari Bank Indonesia. Mereka adalah Syandriani Harahap yang mengupas tugas dan fungsi Bank Indonesia, Suwarmin dengan paparan sistem pembayaran nasional, serta Fandi Wardana Sinuraya yang mengedukasi pentingnya Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.
Rektor UNA, Assoc. Prof. Dr. Mangaraja Manurung, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan akademik mahasiswa, tapi juga menguatkan kapasitas mereka dalam memahami peran strategis Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong digitalisasi pembayaran.
“Kuliah umum ini menjadi jembatan penghubung antara teori kampus dan praktik nyata, membekali mahasiswa dengan pengalaman penting untuk menghadapi tantangan ekonomi modern,” ujarnya.
Ketua Pengurus Yayasan UNA Drs. Mapilindo, M.Pd yang diwakili Wakil Ketua Dtm. Zaid Afif mengapresiasi inisiatif ini sebagai cara efektif memperluas cakrawala pemikiran mahasiswa. Ia menegaskan bahwa pembelajaran terbaik lahir melalui interaksi langsung dengan para praktisi di bidangnya.
Selama kuliah umum, Syandriani Harahap menjelaskan tiga pilar utama Bank Indonesia: kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan nasional. Ia juga menyoroti inovasi digital seperti QRIS yang telah merambah lintas negara serta visi BI menuju bank sentral digital inklusif dan modern.
Suwarmin menggambarkan sistem pembayaran sebagai “darah yang mengalir dalam tubuh ekonomi” yang harus selalu lancar dan aman agar roda perekonomian tetap bergerak. Ia juga memaparkan peran BI sebagai regulator sekaligus penyedia infrastruktur sistem pembayaran, mulai dari BI-RTGS, SKNBI, BI-FAST, hingga QRIS.
Sesi terakhir disampaikan oleh Fandi Wardana Sinuraya yang mengajak mahasiswa memahami Rupiah tidak sekadar sebagai alat tukar, tetapi juga identitas dan simbol kedaulatan bangsa. Melalui Gerakan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBPR), BI mendorong masyarakat menjaga keaslian dan kebanggaan menggunakan Rupiah dalam setiap transaksi, baik konvensional maupun digital.
Kegiatan BI Mengajar ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara dunia pendidikan dan lembaga keuangan negara guna memperkuat literasi ekonomi dan digitalisasi. Mahasiswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga pemahaman praktis terkait kebijakan moneter, sistem pembayaran digital, serta peran penting Rupiah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dengan keberhasilan acara ini, Universitas Asahan terus membuktikan diri sebagai institusi pendidikan yang adaptif dan progresif, selalu membuka ruang kolaborasi strategis demi mencetak lulusan unggul yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa di tengah era ekonomi digital.
Bagikan ke media sosial Anda!
PENGUMUMAN TERBARU

Kalender Akademik Semester Ganjil TA. 2022-2023

Jadwal Perkuliahan Semester Ganjil TA. 2022-2023
KEGIATAN TERBARU